Selasa, 19 Agustus 2008

analisa keuangan

Kita tak akan pernah melakukan perbaikan
bila kita tak pernah melakukan pengukuran keuangan.

Laporan Keuangan yang dibutuhkan
• Neraca
• Laporan Rugi laba
Akan lebih baik laporan keuangan juga dengan melihat setidaknya 3 tahun yang berlalu.

Rasio Likuiditas
Adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana perusahaan dapat pembayaran hutang. Untuk menghitungnya digunakan :
- Modal Kerja
- Rasio Lancar
- Rasio Cepat

Modal Kerja
Digunakan sebagai dasar perusahaan mengukur kemampuannya untuk mengukur utang lancarnya.
Modal Kerja = Aktiva lancar – Utang Lancar

Rasio Lancar
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang.
Rasio Lancar = Aktiva lancar/Hutang lancar
Rasio lancar dianggap baik bila nilainya lebih dari 2.

Rasio Cepat
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam kecepatan pembayaran hutang. Disini Persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar.
Rasio Cepat = (Aktiva lancar – Persediaan)/ Hutang Lancar
Rasio cepat dianggap baik bila nilainya lebih dari 1,5.

Rasio Manajemen Aktiva
Rasio yang digunakan perusahaan dalam mengukur efektivitas pengelolaan aktiva. Untuk mengukur manajemen aktiva digunakan:
- Perputaran Piutang dagang
- Perputaran Persediaan
- Perputaran Total Aktiva

Perputaran Piutang Dagang
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana perputaran piutang dagang dapat terbayarkan.Semakin cepat perputaran piutang semakin baik untuk operasional perusahaan.
Perputaran Piutang =
Penjualan x 2/(piutang dagang (th n) + Persediaan th (n-1))

Jangka Waktu Penagihan
Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk perputaran piutang dagang. Semakin pendek waktu yang dibutuhkan semakin baik.
Jangka waktu penagihan = 365/putaran Piutang Dagang

Perputaran Persediaan
Untuk mengetahui sejauh mana persediaan untuk proses produksi dapat diputar. Semakin cepat perputaran persediaan semakin baik.
Perputaran Persediaan =
Penjualan x 2 / (persediaan (th n) + Persediaan (th n + 1))

Waktu Penjualan Persediaan
Untuk mengetahu jangka waktu perputaran persediaan. Semakin pendek waktu yang dibutuhkan semakin baik.
Waktu Penjualan Persediaan = 365/ Perputaran Persediaan

Perputaran Total Aktiva
Untuk mengukur perputaran keseluruhan aktiva perusahaan. Semakin cepat perputarannya semakin baik.
Perputaran Total Aktiva = Penjualan x 2/(Total Aktiva (th n) + total Aktiva (th n-1))

Waktu Perputaran Total Aktiva
Waktu yang dibuthkan untuk perputaran total aktiva. Semakin pendek waktu
perputaran total aktiva maka semakin baik.
Perputaran total aktiva = 365/Perputaran total Aktiva

Rasio Solvensi
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan menggunakan hutang untuk pembiyaaan dan juga kemampuan perusahaan untuk membayar hutang.
- Rasio Utang-Modal
- Rasio Utang
- Kelipatan Pembayaran Bunga

Rasio Utang - Modal
Rasio ini digunakan untuk mengukur proporsi total hutang dan total modal pemilik serta kemampuan pembayaran hutang.
Rasio Utang –Modal = Total Hutang / total modal pemilik
Angka yang dihasilkan kurang dari 1 atau lebih kecil semakin baik.

Rasio Hutang
Mengukur proporsi pendanaan Perusahaan. Semakin kecil nilainya semakin baik.
Rasio Hutang = Hutang Jangka Panjang/(Total Hutang + Modal)

Kelipatan Pembayaran Bunga
Kemampuan perusaaan untuk membayar bunga dari hutang yang digunakan dalam pembiayaan operasi.
Kelipatan Pembayaran Bunga = Penghasilan Operasi/Bunga
Bila rasio mencapai 4 atau lebih maka dianggap baik.

Rasio Profitabilitas
Untuk melihat sejauh mana kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Dapat digunakan beberapa penghitungan :
- Margin Kotor - Perputaran Aktiva
- Margin Operasi - Laba Atas Aktiva
- Margin Bersih - Laba Atas investasi

Margin Kotor
Mengukur rasio penghasilan kotor dari suatu perusahaan.
Margin kotor = Penghasilan kotor/Penjualan
Angka semakin besar semakin baik. Untuk perusahaan yang bergerak di pengolahan minimal 25%. Untuk sektor jasa biasanya sampai dengan 50%.

Margin Operasi
Memperhitungkan penghasilan operasi dan penjualan serta memberikan gambaran sejauh mana besar biasaya administrasi dan penjualan.
Margin Operasi = Penghasilan Operasi/Penjualan
Semakin besar nilainya semakin baik

Margin Bersih
Mengukur batas bawah dari penghasilan bersih dari pengelolaan perusahaan.
Margin Bersih = Penghasilan Bersih/Penjualan
Semakin tinggi angkanya semakin baik setidaknya 5%.

Perputaran Aktiva
Mengetahui berapa rasio penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Perputaran Aktiva = Penjualan/Total Aktiva
Semakin tinggi nilainya semakin baik, setidaknya diatas 1,5

Laba Atas Aktiva
Kemampuan perusahaan menghasilkan aktiva untuk menghasilkan laba.
Laba atas aktiva = Penghasilan Bersih
Total Aktiva
Semakin besar nilainya semakin baik setidaknya 5,5%.

Laba Atas Investasi
Mengukur keseluruhan kinerja perusahaan atas investasi yang telah ditanamkan.
Laba Investasi = (Penghasilan Bersih/Modal Pemilik)
nilai diatas 10% atau lebih dianggap baik.

Rabu, 09 Juli 2008

pemasaran dan kelayakan NPV, IRR, ROI dan payback Period

Cost & Benefits Analysis Setelah komponen biaya dan manfaat diketahui, maka cost & benefits analysis bisa dilakukan untuk menentukan apakah sebuah proyek sistem informasi layak atau tidak. Dalam analisa suatu investasi, terdapat dua aliran kas, aliran kas keluar (cash outflow) yang terjadi karena pengeluaran-pengeluaran untuk biaya investasi, dan aliran kas masuk (cash inflow) yang terjadi akibat manfaat yang dihasilkan oleh suatu investasi. Aliran kas masuk atau yang sering dikatakan pula sebagai proceed, merupakan keuntungan bersih sesudah pajak ditambah dengan depresiasi (bila depresiasi masuk dalam komponen biaya). Adapun metode-metode7 yang digunakan dalam cost & benefits analysis diantaranya adalah : payback period method, return on investment method, net present value method, dan internal rate of return method. Penjelasan dan contoh perhitungan dari metode-metode tersebut dapat dilihat dibawah ini.

a. Payback Period Method
Penilaian proyek investasi menggunakan metode ini didasarkan pada lamanya investasi tersebut dapat tertutup dengan aliran-aliran kas masuk, dan faktor bunga tidak dimasukan dalam perhitungan ini.
Sebagai misal : Sebuah Proyek Sistem Informasi Manajemen bernilai Rp. 20.000.000,-. Dan misalnya cash inflow tiap tahunnya adalah sama, yaitu sebesar Rp. 6.000.000,-. Maka periode pengembalian investasi ini adalah : Rp. 20.000.000,-/Rp. 6.000.000,- = 3,333 tahun. Ini berarti proyek investasi sistem informasi manajemen tersebut akan tertutup dalam waktu 3 tahun 3 bulan.

b. Return On Investment
Metode pengembalian investasi digunakan untuk mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Sedangkan return on investment dari suatu proyek investasi dapat dihitung dengan rumus:
Berdasarkan data pada Lampiran-01, diketahui bahwa


ROI = (Total Manfaat - Total Biaya) / Total biaya
Apabila suatu proyek investasi mempunyai ROI lebih besar dari 0 maka proyek tersebut dapat diterima.

c. Net Present Value Method
Metode nilai sekarang bersih merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi cash inflow atau arus dari uang. Berbeda dengan metode payback period dan return on investment yang tidak memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money) atau time preference of money. Dalam metode ini satu rupiah nilai uang sekarang lebih berharga dari satu rupiah nilai uang dikemudian hari, karena uang tersebut dapat diinvestasikan atau ditabung atau didepositokan dalam jangka waktu tertentu dan akan mendapatkan tambahan keuntungan dari bunga. Net present value dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun dikurangi dengan tingkat bunga diskonto. Besarnya NPV dirumuskan sebagai berikut :

NPV = - nilai proyek +(cash inflow th. n/(1+i) n)

Keterangan : NPV = net present value
i = tingkat suku bunga diskonto
n = umur proyek investasi
Bila nilai net present value > 0, berarti investasi menguntungkan dan dapat diterima.
Berdasarkan data pada Lampiran - 01 akan coba dihitung besarnya nilai NPV dengan tingkat suku bunga diskonto yang diasumsikan adalah sebesar 15% pertahun.

d. Internal Rate of Return Method
Sama seperti NPV metode tingkat pengembalian internal atau IRR juga merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Pada metode NPV tingkat bunga yang diinginkan telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan pada metode IRR, kita justru akan menghitung tingkat bunga tersebut. Tingkat bunga yang akan dihitung ini merupakan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari tiap-tiap cash inflow yang didiskontokan dengan tingkat bunga tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dari initial cash outflow atau nilai proyek. Dengan kata lain tingkat bunga ini adalah merupakan tingkat bunga persis investasi bernilai impas, yaitu tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. Dengan mengetahui tingkat bunga impas ini, maka dapat dibandingkan dengan tingkat bunga pengembalian atau rate of return yang diinginkan, jika lebih besar berarti investasi menguntungkan dan bila sebaliknya investasi tidak menguntungkan. Misalnya IRR yang dihasilkan oleh sebuah proyek adalah 25% yang berarti proyek ini akan menghasilkan keuntungan dengan tingkat bunga 25%. Bila rate of return yang diinginkan adalah 20%, maka proyek dapat diterima kelayakannya.

Perhitungan Internal Rate of Return Menggunakan Microsoft Excel 2000
Bila diketahui Doremon berusaha mendirikan perusahaan jasa untuk mesin penjualannya agar berhasil mendapatkan laba yang dikehendaki, adapun data yang diperoleh sebagai berikut:

Uraian

Biaya - biaya
Pengadaan 2.000.000
Perangkat Keras 10.000.000
LCD 8.500.000
Softwere 5.500.000
Biaya Pelatihan 2.400.000
Biaya Pemeliharaan 1.400.000

Manfaat
tahun 1 =10.569.000
tahun 2 =13.897.000
tahun 3 = 19.520.000

Di tanyakan:
Layakkah bisnis ini dilanjutkan oleh Doremon?, bantulah mencari nilai NPV, ROI, IRR dan Payback Periodnya?.

Sabtu, 12 Januari 2008

DECISION SUPPORT SYSTEM


Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. DSS ni merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science.
Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis – yang pada hakekatnya adalah merepresentasikan permasalaha n manaje-men yang dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika). Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang ini adalah linear programming, game’s theory, transportation problem, inventory system, decision tree, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak problem klasik yang kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, sebagian dapat dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan menggunakan formula atau rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada sangat rumit sehingga membutuhkan kecanggihan komputer. Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1) Sistem yang berbasis komputer;
2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan;
3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual;
4) Melalui cara simulasi yang interaktif;
5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai dengean perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer.
KOMPONEN DECISION SUPPORT SYSTEM
Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:
1) Database
2) Model Base
3) Software System
Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
Komponen kedua adalah Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait,
batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.
Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga (software system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti” komputer . Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management System), OODBMS (Object Oriented Database Management System) untuk memodelkan struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base Management System) dipergunakan untuk mere-presentasikan masalah yang ingin dicari pemecahannya.
Entiti lain yang terdapat pada produk DSS baru adalah DGMS (Dialog Generation and Management System), yang merupakan suatu sistem untuk memungkinkan terjadinya “dialog” interaktif antara computer dan manusia (user) sebagai pengambil keputusan.
JENIS-JENIS DSS
Aplikasi DSS yang ditawarkan di pasar sangat beraneka ragam, dari yang paling sederhana (quick-hit DSS) sampai dengan yang sangat kompleks (institutional DSS). “Quick-Hit DSS” biasanya ditujukan untuk para
manajer yang baru belajar menggunakan DSS (sebagai pengembangan setelah jenis pelaporan yang disediakan oleh MIS = Management Information System, satu level sistem di bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi cukup sederhana (simple) dan dibutuhkan dengan segera penyelesaiannya.
Misalnya untuk kebutuhan pelaporan (report) atau pencarian informasi (query). Sistem yang sama biasa pula dipergunakan untuk melakukan analisa sederhana. Contohnya adalah melihat dampak yang terjadi pada sebuah formulasi, apabila variabel-variabel atau parameter-parameternya diubah. Di dalam perusahaan, DSS jenis ini biasanya diimplementasikan dalam sebuah fungsi organisasi yang dapat berdiri sendiri (berdasarkan data yang dimiliki fungsi organisasi tersebut). Misalnya adalah DSS untuk menyusun anggaran tahunan, DSS untuk melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besarnya jam lembur karyawan, dan lain sebagainya.





“Institutional DSS” merupakan suatu aplikasi yang dibangun oleh para pakar bisnis dan ahli DSS. Sesuai dengan namanya, DSS jenis ini biasanya bekerja pada level perusahaan, dimana data yang dimiliki oleh masing-masing fungsi organisasi telah diintegrasikan (dibuat strukturnya dan didefinisikan kaitankaitannya).
Contohnya adalah DSS untuk memprediksi pendapatan perusahaan di masa mendatang (forecasting) yang akan mensimulasikan data yang berasal dari Divisi Sales, Divisi Marketing, Divisi Logistik dan Divisi Operasional. Contoh implementasi yang tidak kalah menariknya adalah suatu sistem, dimana jika manajemen memiliki rencana untuk mem-PHK-kan beberapa karyawannya, akan dapat disimulasikan dampaknya terhadap neraca profit-and-loss perusahaan. Contoh aplikasi penggunaan DSS lain yang paling banyak digunakan di dalam dunia bisnis adalah untuk keperluan analisa marketing, operasi logistik dan distribusi, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi (taxation, budgeting, dsb.).

SISTEM BERBASIS GRAFIK
Dalam merepresenasikan DSS agar mudah dipergunakan dan dimengeri oleh user (dalam hal ini adalah manajer perusahaan), format grafik mutlak dipergunakan untuk melengkapi teks yang ada. Contoh-contoh model grafik yang populer dipergunakan adalah sebagai berikut:
1) Time Series Charts – untuk melihat dampak sebuah variable terhadap waktu;
2) Bar Charts – untuk memperbandingkan kinerja beberapa entiti;
3) Pie Charts – untuk melihat komposisi atau persentasi suatu hal;
4) Scattered Diagrams – untuk menganalisa hubungan antara beberapa variabel;
5) Maps – untuk merepresentasikan data secara geografis;
6) Layouts – untuk menggambarkan lokasi barang secara fisik, seperti pada bangunan dan kantor;
7) Hierarchy Charts – untuk menggambarkan struktur organisasi;
8) Sequence Charts – untuk merepresentasikan sesuatu dengan logika yang tersetruktur (contohnya adalah diagram flowchart); dan
9) Motion Graphics – untuk memperlihat-kan perilaku dari variabel yang diamati denvan cara animasi.
Jenis-jenis grafik di atas biasanya dapat ditampilkan dalam dua macam format: dua dimensi dan tiga dimensi.

PERKEMBANGAN DSS
DSS yang saat ini populer untuk digunakan adalah yang berbasis tabel atau spreadsheets, karena para manajer sudah terbiasa membaca data dengan cara tersebut. Tabel inilah yang menjadi media manajer dalam “mengkutak-katik” (mengganti atau merubah) variabel yang ada, di mana hasilnya akan ditampilkan dalam format grafik yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk keperluan ini, biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup untuk mengimplementasikannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah banyak ditawarkan aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan (LAN, WAN, Intranet, Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan dihubungkan satu dengan lainnya melalui jaringan komputer, sehingga dapat saling mempertukarkan data dan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Bahkan sudah ada DSS yang diperlengkapi dengan expert system (dibuat berdasarkan teori kecerdasan buatan = artifial intelligence), sehingga keputusan bisnis secara langsung dapat dilakukan oleh
komputer, tanpa campur tangan manusia.
Pertanyaan:
1) Siapkah perusahaan mengimplementasikan sistem ini?
2) Hal apa saja yang menjadi point penting dalam Decision Support System?

Daftar Pustaka
Google,  Richardus Eko Indrajit

Rabu, 02 Januari 2008

Rencana Bisnis

Jika anda telah merencanakan strategi bisnis, tidaklah masuk akal jika anda menyimpan semua fakta untuk diri sendiri sedangkan anda mengharapkan kerjasama positif dari staf anda. Tambahan grafik dan bagan dapat disiapkan untuk rasio stabilitas keuangan, produktivitas dan seterusnya. Banyak rasio dapat diubah dalam peragaan visual seperti grafik untuk komunikasi dan pengendalian. Tekanan pada setiap laporan adalah kesederhanaan dalam mengungkapkan keseluruhan keadaan bisnis anda. Perinciannya (pengeluaran, umpamnya) dikerjakan oleh staf.

Arus Kas

Wirausaha melihat kas sebagai sumberdaya yang harus dimanajemeni. Terlalu banyak pemilik dan manager yang membiarkan pengelolaan arus kas kepada bank dan hanya mengetahuiberapa uang kas telah diterima dan dikeluarkan setelah diterimanya laporan bank tiap akhir bulan. Hal ini kurang baik. Mengendalikan kas dapat menambah laba, dengan jalan mengurangi pengeluaran untuk bunga; dan ini berarti memiliki sumberdaya cair (liquid) untuk memanfaatkan peluang-peluang yang menguntungkan.

Menyiapkan arus kas tidaklah mudah, biarpun anda diperlengkapi dengan proyeksi laba mingguan karena :

· Sebagian dari pendapatan penjualan dari laporan laba mingguan mungkin saja berupa penjualan kredit; dan semua penjualan kredit haruslah dijadualkan waktu pembayarannya ( penerimaan uang tunai sebenarnya )
· Beberapa pengeluaran dalam laba proyeksi mingguan mungkin telah dialokasi selama beberapa minggu oleh akuntan anda, namun realisasinya merupakan pembayaran kas “sekaligus” dalam satu minggu tertentu.
· Beberapa pengeluaran yang muncul dalam proyeksi laba mingguan mungkin saja tidak melibatkan arus kas jangka pendek apapun.
· Beberapa pengeluaran mungkin berkaitan dengan arus kas tahun yang akan datang.
· Beberapa barang dalam arus kas mungkin tidak muncul dalam proyeksi, karena mereka tidak mewakili pengeluaran atau hasil.